Kamis, 27 Desember 2012

Diklat Calon Widyaiswara (Telah Berlalu)

"you may forget what you learn here.. but the impression.. you may never forget it.."
- some english man toward Mr. Maliki -

Tepat 5 hari yang lalu, berakhir sudah diklat calon widyaiswara di kantorku. Diklat yang berlangsung selama lebih dari sebulan ini diakhiri dengan sesi seleksi mengajar yang di evaluasi oleh pejabat eselon 2 dari LAN. Dua hari sebelumnya, para peserta diklat telah berhasil melewati tahapan micro teaching yang dievaluasi oleh widyaiswara yang juga berasal dari instansi yang sama.

Tahapan evaluasi dan sesi micro teaching itu hanyalah ujung dari sebuah proses pembelajaran yang cukup intensif dan panjang. Diklat dilangsungkan dari hari senin sampai sabtu. Berjalannya diklat di hari sabtu ini berimplikasi pada intensitas pertemuan keluarga yang menurun. Kelelahan fisik dikalikan kelelahan batin membuat diklat ini dilalui dengan tidak mudah.

Meskipun kesannya sangat melelahkan, tapi banyak hal positif yang saya dan teman-teman dapatkan. Minimal, kami semua jadi saling mengenal satu sama lain. "Dikandangkan" bersama-sama selama sebulan lebih membuat kami mau tidak mau menampakkan sifat asli kami satu sama lain. Gak ada jaim-jaiman satu sama lain.

Selain hikmah saling mengenal, kami sekelas juga akhirnya bisa semakin paham akan pekerjaan di bidang kewidyaiswaraan. Saya pribadi menjadi lebih paham tentang profesi widyaiswara setelah melihat sendiri beragam macam widyaiswara yang mengajar kami. Tiap-tiap widyaiswara yang mengajar kami punya cirinya sendiri-sendiri, punya gaya mengajarnya sendiri-sendiri. Semua yang ditampakan, yang diajarkan, yang diucapkan, dan yang diperagakan oleh para widyaiswara pengajar kami adalah contoh yang baik. Contoh yang baik untuk ditiru, ataupun untuk tidak ditiru.

Untuk hal-hal yang tidak perlu ditiru, cukuplah saya resapi saja dalam hati ini. Tak perlu lah kekurangan orang yang belum cukup saya kenal lebih dalam kemudian saya kupas di blog ini. Cukuplah kelebihan-kelebihan mereka yang kita bahas dan kemudian kita ikuti.

Let's start with Bu Netty. Bu Netty ini adalah seorang dosen dari UNJ. Dia sudah menyelesaikan studi S3nya. Hal yang bisa diambil pelajaran dari beliau adalah bahwa kita jangan sampai menyerah dalam hal mencapai pendidikan yang lebih tinggi lagi. Jika kita sudah punya keinginan untuk belajar lagi, pasti disediakan jalan oleh-Nya.

Pengajar kedua kami adalah Bu Evita, juga dari UNJ. Sederhana saja, saya belajar tentang andragogi dengan gaya pengajaran andragogi. Mungkin banyak pengajar di luar sana yang mengaku mengajar dengan gaya pengajaran orang dewasa (andragogi) tapi nyatanya mengajar dengan gaya pengajaran kepada anak-anak. Bu Evita ini, bahasa kerennya, sejalan antara perkataan dengan perbuatan. Bravo..

Kemudian kami sekelas sempat diajar oleh Bu Michiko. Awalnya saya pikir beliau keturunan Jepang, eh tau-taunya orang Manado. Bu Michiko ini di UNJ memiliki kekhususan di bidang konseling Dari beliau saya mendapatkan gambaran bahwa sesungguhnya seorang pengajar perlu juga memiliki kemampuan konseling.

Pengajar di diklat calon widyaiswara kami sungguh hebat, termasuk evaluator dan penyeleksi kami. Banyak contoh-contoh baik ditampakkan oleh mereka. Contoh yang baik untuk ditiru maupun contoh yang baik untuk tidak ditiru. Saya pribadi merasa sangat beruntung mengikuti diklat ini. Berbekal ilmu yang saya dapatkan dari diklat ini, saya harap saya bisa menjadi pengajar ataupun fasilitator yang hebat untuk negeri ini. amiin..

Sumbangan Perpustakaan Nasional Korea Selatan

Perpustakaan nasional medan merdeka memiliki sebuah ruangan yang berisi buku-buku berbahasa Korea. Dari sebuah papan kecil di pinggir ruangan tersebut, diketahui bahwa ruangan tersebut (dan isinya) ada berkat kerjasama dengan perpustakaan nasional Korea (Selatan). Ruangan tersebut ditujukan agar orang Indonesia lebih mengenal kebudayaan Korea dengan baik.

Sebenarnya tanpa perlu repot-repot nyumbang buku-buku Korea dan bikin ruangan di Perpusnas sekalipun, pihak Korea sudah cukup dikenal di Indonesia. Tapi ya itu, kenalnya dari artis-artis K-Pop macam Super Junior, SNSD, de el el. Tentu mengenal Korea lewat artis-artisnya yang gemerlap tersebut akan membuat bias tersendiri. Yang paling pasti sih bisa jadi dikiranya orang Korea tuh idungnya mancung-mancung, yang cewek semok, yang cowok tinggi-tinggi poll. Padahal mah orang Korea gak gitu-gitu amat.. hehe..

Saya pribadi pertama kali mengenal Korea ketika SD. Saya tahu ada negara yang bernama Korea dari Buku Pintar. Saya dituntut untuk tahu. Kenapa harus tahu? Karena permainan yang sering dimainkan ketika SD adalah mainan "Pancasila lima dasar". Dalam permainan ini kita harus menebak sebuah negara atau benda atau artis atau apapun yang disepakati di awal yang huruf depannya didapat dari hasil gambreng. Dengan sering-sering baca Buku Pintar (atau RPUL),  kesempatan buat menang di permainan ini akan besar. Dan berkat didorong oleh motif ini lah saya akhirnya bisa mengenal Korea.

Berikutnya saya mengenal Korea dari Tae Kwon Do. Waktu SD kelas 5 saya mulai ikut les Tae Kwon Do. Sabam saya (guru) bilang bahwa olahraga Tae Kwon Do ini merupakan seni beladiri asli Korea. Dan di setiap baju Tae Kwon Do pasti terdapat satu bendera Korea. Dan menurut saya, bendera Korea itu keren.

Kembali ke topik ruangan hasil kerjasama dengan perpustakaan nasional Korea tadi . Di ruangan tersebut saya mendapati hampir semua bukunya ditulis dalam bahasa Korea. Awalnya saya pikir percuma saja. Tapi setelah ngubek-ngubek lebih dalam ketemu dah satu buku berbahasa Indonesia yang mengenalkan tentang negeri Korea.

Dari buku tersebut, saya mendapatkan sejumlah gambaran tentang Korea (Selatan). Negeri Korea ini katanya sudah berdiri sejak ribuan tahun sebelum masehi. Korea memiliki sejumlah artefak yang berasal dari masa prasejarah Korea. Dulu sekali, tipikal masyarakatnya egaliter, namun struktur masyarakatnya belum terbentuk. Setelah mulai masuk zaman sejarah, diketahui bahwa di Korea sudah mengenal kelas-kelas masyarakat. Ketika itu agama Budha sudah masuk ke Korea.

Budha adalah agama mayoritas di Korea. Walaupun orang yang aktif beragama hanya setengah dari penduduk Korea, namun yang mewarnai kehidupan mayoritas warga adalah agama Budha. Setelah Budha, agama yang banyak dianut oleh warga Korea adalah Katolik. Selain itu ada sejumlah kepercayaan atau sekte agama yang lain. Untuk Islam sendiri (agama yang saya anut) diketahui juga telah cukup menyebar di semenanjung Korea.

Struktur demografi di Korea saya nilai cukup unik. Pada tahun 2007, struktur demografinya berbentuk seperti lonceng. kecil di usia orang tua, sangat besar di usia dewasa (35 tahunan) dan mengecil di usia balita dan anak-anak. Dari struktur tersebut bisa diramalkan bahwa sekitar 20 tahun lagi dari 2012 ini, jumlah penduduk di usia non produktif akan membengkak. Pasalnya, angka harapan hidup di Korea ini cukup tinggi. Untuk lelaki, angka harapan hidupnya mencapai 70-an tahun, dan wanita mencapai 80-an tahun. Masalah penduduk senior ini bisa jadi potensi masalah sendiri jika tidak disiapkan dari sekarang.

Banyak yang bisa dipelajari dari Negeri Ginseng tersebut. Indonesia bisa belajar tentang bagaimana suatu industri dalam negeri bisa berkembang sedemikian rupa. Samsung, Hyundai, LG, adalah sedikit contoh tentang perusahaan asli Korea yang berhasil merambah pasar dunia di segmennya masing-masing.

Saya pribadi ingin belajar tentang kisah kepemimpinan di Korea. Walaupun negeri tersebut tampak damai-damai saja, namun diketahui bahwa Korea pernah mengalami masa kerajaan-kerajaan. Di ketahui bahwa di sana pernah muncul tiga kerjaan kuat sekaligus di satu masa. Tiga kerjaan tersebut saling bersaing memperluas pengaruhnya. Masa peperanganpun tidak terhindarkan. Dan tentu saja justru di masa-masa sulit itulah biasanya muncul para pemimpin yang hebat. Kisah tentang pemimpin-pemimpin di Korea ini lah yang menurut saya menarik untuk dicari tahu dan dikaji.

Petualangan saya tentang Korea baru saja dimulai. Semoga suatu saat nanti saya kesampaian untuk menjejakan kaki di negeri tersebut. Amiin..

inilah arti dari garis-garis di bendera korea selatan.. mirip-mirip kisah avatar aang

Rabu, 12 Desember 2012

Gak Jadi Kiamat

Menurut sejumlah kabar yang beredar di internet berbulan-bulan lalu, katanya hari ini adalah hari terjadinya kiamat. reasoning terjadinya kiamat adalah karena hari ini merupakan hari terakhir pada satuan era di penanggalan suku Maya. selain karena alasan penanggalan suku Maya, ada sejumlah teori lain tentang kiamat ini.

National Geographic Channel (NGC) sendiri menanggapi dengan cukup serius isu yang beredar ini. NGC mengeluarkan sebuah acara yang berjudul Doomsday Preperation. acara NGC tersebut berkisah tentang orang-orang di Amiriki sana yang sudah bersiap-siap menghadapi bencana besar, so called "kiamat".

Tapi yang menarik adalah adanya berita konfirmasi dari suku Maya bahwa anggapan kiamat akan terjadi pada 12 desember 2012 itu salah kaprah. Suku Maya menyatakan bahwa tanggal 12 desember tersebut hanyalah akhir satu era dan awal untuk era lain. Jadi tidak ada tuh yang namanya bumi berakhir masanya pada tanggal 12 desember 2012.

Faktanya, hari ini tanggal 12 desember 2012, memang tidak terjadi kiamat besar. kalau kiamat kecil (kematian) orang perorang ya mungkin-mungkin saja terjadi. tapi untuk kiamat besar ternyata cuma isapan jempol belaka. pagi ini saya toh masih bisa bobok-bobok sampe kesiangan. pagi ini saya masih sempet makan roti celup teh. pagi ini saya masih sempet main pe-es lawan pak suiy dan satya.

ya, hari ini belon kiamat, tapi mungkin besok bakalan begono..

Selasa, 11 Desember 2012

Sakit Dikit Waktu Diklat

hari ini adalah hari selasa tanggal 11 desember 2012. tak terasa sudah tiga minggu lebih kami menjalankan diklat. dalam seminggu dipakai enam hari untuk kegiatan pembelajaran. otomatis waktu bertemu keluarga bagi para peserta diklat terhitung minim.

pada diri saya pribadi, kadang mucul rasa bosan. bosan karena kepinginnya sih waktu buat istirahatnya ditambah sehari. tapi sebenarnya yang paling bahaya bukanlah rasa bosan itu sendiri, tapi kondisi badan.

kondisi badan saya pribadi relatif ngedrop dibandingkan hari pertama diklat. demam dikit, batuk dikit, berdahak dikit, pilek dikit meyerang ketahanan tubuh saya. berbekal obat-obatan yang disiapkan istri, saya hadapi penyakit yang dikit-dikit tersebut

saya harap, saya berhasil menjaga kondisi tubuh sampai diklat ini selesai. saya harap, saya dan teman-teman yang lain bisa melewati diklat ini dan lulus semua.. amiin..

Jumat, 07 Desember 2012

Kejadian Sederhana Mengubah Yang Biasanya

suatu benda yang mengalami pergerakan dengan cepat biasanya memerlukan daya yang sangat besar. untuk meningkatkan daya gerak tersebut, suatu benda membentuhkan momentum. momentum inilah yang kemudian mengkuadratkan kekuatan gerak dari suatu benda.

begitu pula dalam hidup. ketika kita ingin berubah, kita biasanya membutuhkan suatu tekad yang benar-benar kuat. tekad ini akan semakin kuat jika diiringi dengan perencanaan yang matang serta langkah-langkah yang jelas.

tapi dalam setiap hukum alam, selalu ada eksepsi, ada anomali. air mengalami anomalinya ketika berada dalam suhu minus 4 derajat celcius. tak cuma hukum alam, hukum hidup juga punya beberapa pengecualian, termasuk yang terkait dengan perubahan. terkadang perubahan tidak memerlukan daya yang begitu besar, ataupun momentum yang besar. suatu kejadian kecil yang terjadi ternyata bisa menghasilkan perubahan yang besar pada hidup kita.

Merokok adalah suatu hobi yang cukup adiktif. sesuatu yang adiktif, akan sulit untuk dihilangkan. oleh karena merokok sangat tidak baik bagi kesehatan, maka seharusnya para perokok yang sadar kesehatan akan menghentikan hobinya tersebut. namun karena sifatnya yang adiktif, kebiasaan merokok sangat sulit dihilangkan.

sejumlah orang berusaha mati-matian untuk menghilangkan kebiasaan merokok, dan banyak diantara mereka yang gagal. namun ada sedikit orang yang karena dipicu oleh kejadian kecil, maka kebiasaan merokoknya hilang sama sekali.

paklik (paman) saya termasuk orang yang bisa menghilangkan kebiasaan merokoknya karena kejadian yang sederhana. alkisah, paklik saya yang perokok kelas light heavyweight. hobi ngerokoknya sudah dimulai dari dia remaja. setelah memiliki beberapa anak, tiba-tiba saja dia membaca sebuah artikel yang menyatakan bahwa merokok itu membahayakan kesehatannya. sesaat setelah membaca artikel tersebut, tiap batang rokok langsung terasa asam di mulutnya.

saya pribadi merasa beberapa kebiasaan saya terbentuk karena kejadian yang biasa-biasa saja. contoh sederhana adalah memberikan tempat duduk kepada ibu-ibu atau orang tua di kereta. sebenarnya sedari saya mulai berkereta secara rutin, saya cukup sering memberikan tempat duduk saya kepada ibu-ibu maupun orang tua. namun waktu itu, kebiasaan saya belum lah menajdi reflect. saya masih pilih-pilih ketika memberikan tempat duduk saya.

sampai suatu saat, saya berangkat kuliah ke depok bersama kakak saya. profil kakak saya kira-kira macam jilbaber galak gitu lah. bersama kakak saya, kami berdua naik kereta dari stasiun manggarai. keunggulan naik dari stasiun manggarai adalah para penumpang mendapatkan probabilitas untuk duduk secara lebih tinggi.

hipotesis diterima, kami berdua dapat tempat duduk. setelah kereta jalan, saya langsung membuka koran yang sempat saya beli di depan stasiun. baca koran di kereta sambil duduk menuju kampus sungguh merupakan kenikmatan tersendiri, sebuah "cara elegan untuk memulai pagi".

tapi memang sudah menjadi sunnatullah, bahwa ketika kereta sudah sampai tebet, maka gerbong sekonyong-konyong menjadi penuh. kenikmatan "cara elegan untuk memulai pagi" itupun sirna. di depan saya dan kakak saya, berderet para mahasiswi maupun ibu-ibu yang memiliki tujuan ke arah pasar minggu, depok, citayam, bojong, maupun bogor.

karena memang masih gak "ngeh" kalau saya mulai dikerubungi wanita-wanita, maka saya masih asik dengan berita-berita yang ada di dalam koran. secara ujug-ujug, sebuah sikutan melayang ke lengan saya. sikutan maut kakak saya yang tertahan oleh tebal otot lengan saya. meskupun sikutan tersebut tidak sakit, tapi cukup untuk membuat saya tersadar.

saya tatap mata kakak saya. dari situ bisa saya tafsirkan bahwa kakak saya minta saya menyerahkan  tepat duduk saya kepada mbak-mbak yang beridiri di depan saya. sayapun berdiri sebagaimana diinstruksikan mata itu.

sikutan dan lirikan mata itu memang samar-samar saya ingat, tapi impresi dari kejadian itu selalu saya ingat. sikutan dan lirikan tersebut memang tidak seberapa dan bukan kejadian yang wah-wah banget. tapi kejadian sederhana tersebut mampu merubah habit saya dalam berkereta sampai saat ini.

sebuah kejadian sederhana, bisa jadi bukan apa-apa bagi diri kita. tapi kadang dari kejadian-kejadian sederhana tersebutlah, hidup seseorang bisa berubah. contoh yang saya ceritakan di artikel ini memang gak seberapa. tapi rasa-rasanya sih teman-teman punya pengalaman tersendiri perihal kejadian sederhana dan perubahan dalam hidup teman-teman sekalian..

this is my story.. what about yours?

salam salim!!

Rabu, 05 Desember 2012

Komponen Perjalanan yang Seru

Terkadang yang membuat perjalanan kita menjadi menarik bukanlah masalah perjalanan "kemana", tapi malah yang membuatnya menjadi menarik adalah perjalanan "dengan siapa". semakin dahsyat hasilnya jika komponen "kemana" dan "dengan siapa" berada dalam komposisi yang tepat. jika demikian adanya, maka perjalanan kita bisa menjadi perjalanan yang tidak terlupakan dan selalu menjadi kenangan. pasti menjadi kenangan. entah itu kenangan buruk atau kenangan baik.

saya pernah mendapat cerita dari teman saya yang sangat falimiar dengan perjalanan ke Bali. Bali sebagai kota wisata dunia, menyimpan daya tarik yang sangat besar bagi turis lokal maupun asing. tapi meskipun demikian, Bali akan semakin terlihat biasa-biasa saja jika kita terhabituasi dengan perjalanan itu sendiri. dan hal itu terjadi dengan teman saya.

namun ternyata, pergi ke Bali menjadi sangat berkesan bagi dirinya ketika itu dilakukan dengan teman teman satu senatnya. pada sesi malam yang cukup bebas, dia dan teman-temannya dikompori oleh sang ketua senatnya untuk jalan-jalan dalam arti konotatif maupun denotatif. sang ketua senat yang ahli debat dan ahli mempengaruhi orang ini berhasil meyakinkan teman-temannya ini agar mau pergi ke wilayah Garuda Kencana Wisnu (GWK).

kejadian tepatnya saya terus terang agak lupa. namun yang pasti hasilnya sangat fenomenal, satu grup itu berjalan kaki total lebih dari 3 jam untuk GWK yang masih kosong melopong. seluruh peserta "jalan-jalan" waktu itu sangat terkesan dengan perjalanan mereka, termasuk siapapun yang mengaku sering ke Bali waktu liburan. sangat terkesan karena meskipun sangat melelahkan, tapi mereka berhasil mengalahkan rekor mereka sendiri dalam hal jalan kaki di tempat wisata seterkenal Bali.

buat saya pribadi, faktor "kemana" dan "dengan siapa" juga sangat berpengaruh dalam menarik tidaknya sebuah perjalanan. minggu malam, memutuskan untuk jalan-jalan ke mall dekat wisma saya menginap. sesampainya di amll, saya memutuskan untuk melepas penat dengan bermain game basket di sebuah arena bermain.disitu saya berhasil mengalahkan rekor skor diri saya sendiri.

Setelah beberapa saat bermain, ronde demi ronde, saya merasa ada yang kurang. ya, lawan main game basket saya tidak ada di samping saya. biasanya lawan saya ini berhasil mengalahkan saya terus menerus dalam hal perolehan skor. aneh, karena badannya terhitung kurus dan seharusnya saya lah yang memenangi pertarungan skor dengannya, tapi ya nyatanya hasilnya skor dia selalu lebih tinggi dari saya.

ya, permainan yang sangat seru tersebut seketika menjadi hening dan sepi ketika saya melihat kesamping.. dan di sana tidak ada istri saya. perjalanan dengan istri saya memang terhitung, jika dilihat dari faktor "kemana" masih dalam taraf yang biasa-biasa saja. tapi dengan adanya dia, mantaplah terisi skor dari faktor "dengan siapa". ibarat kata nih, Pusat Grosir Cililitan terasa Mall Of Indonesia lah.

itu pengalaman dan teori saya, bagaimana dengan kamu?