Jumat, 11 Februari 2011

Rekap "Catatan Harian Untuk Rina" bulan Januari

Kadang ketika di jalan saya suka mikirin sesuatu. Hal yang terpikirkan itu jika sempat akan saya tuliskan di telepon genggam saya. Saya membuat beberapa folder yang dibagi berdasarkan tema. Diantara semua folder yang ada, yang cukup sering di update adalah folder "Catatan Harian Untuk Rina" yang berisi lintasan-lintasan pikiran saya ketika saya kepikiran tentang dia. hehe.. so saya akan update terus rekapannya setiap bulan di blog ini. Sebuah gombalan untuk istri saya yang agak sulit saya ucapkan kalau bertatap muka. Semoga dia membaca ini :) ------------------------------------------------------------------------------------------------- I love my wife. Saya mnta maaf kalau perhatian saya ke dia masih kurang. Tapi itu tak bs mngerdilkan besarnya cinta saya kepada wanita yang sedang mengandung anakku ini. Perilakunya memang tak sempurna, tapi ia masih begitu mempesona. Demikian gombalku malam ini. Untuk istriku, Rina saja.. 9 januari 2011 Sekarang dia sedang apa ya? 10 januari 2011 Di lampu merah ini saya hanya ingin berkata "I love you, rina. More than yesterday. I love you Allah. Thanks for all". 11 Januari 2011 Istriku. Klo aku ditempatin di papua, kamu kudu teteup ikut aku yaa.. Hehe. 12 Januari Entah apa jadinya hidupku tanpa kehadirannya. Rina, terima kasih ya :) 15 Januari 2011 Dia tertidur disampingku. Alhamdulillah. Selamat malam istriku sayang, dan anakku yg manis.. 16 Januari 2011 Well, kemarin saya dikabarkan o/ istri saya bahwa dia diterima di Kemenhub. Alhamdulillah.. Sekarang, secara resmi dia telah keluar dari keanggotan Ibu2 Rumah Tangga Saja. Terus terang saya sangat senang mndengar suara dia yg sgt sumringah saat dia memberitahukan kabar itu. Terimakasih ya Allah atas karuniaMu. Hanya saja yang agak saya khawatirkan adalah, apakah dia memiliki keluangan waktu u/ mengurus bayi kami nanti. Mengingat bs jd kerjaan sbgai anak baru tidaklah sedikit. Sekali lagi saya ucapkan selamat wahai istriku. 19 Januari 2011 Mumpung masih inget, I love my wife. Muah. 20 Januari 2011

Selasa, 01 Februari 2011

NGIMPIII!!!

if you can dream it, you can do it -Walt Disney-
Kalimat di atas jamak diucap oleh siapapun. Kalimat di atas tentu bukan monopoli seseorang bernama Walt Disney. Kalimat di atas adalah sebuah hukum dalam kehidupan. Kalimat di atas tak ubahnya seperti hukum yang menyatakan bahwa air mengalir ke tempat yang lebih rendah. Kalimat di atas adalah sebuah keniscayaan, sebagaimana keniscayaan bahwa orang yang hidup pasti akan mati. Ya, bagi setiap manusia, jika kau bisa memimpikannya, maka kau bisa melakukannya. Sebait kalimat yang diucapkan oleh Disney ini nyata terjadi. Dahulu orang-orang memimpikan merentas samudra, lalu kapal lautpun berkembang dari masa ke masa. Dulu orang-orang memimpikan bisa terbang di angkasa, dan kini jalur udara sudah jadi jalur transportasi yang biasa. Mungkin hanya jatah nyawa yang membatasi usaha manusia untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Bagi saya, hal-hal di atas adalah contoh-contoh besar dari mimpi-mimpi yang terwujud yang pernah dibuat manusia. Tapi saya pribadi adalah saksi dari mimpi-mimpi yang diperjuangkan teman-teman saya, yang sudah terwujud, atau terwujud dalam ragam tertentu. Saya adalah saksi dari seorang Akhmad Bashori yang tidak berhasil menjadi ketua BEM UI, tapi kini malah menjadi seorang motivator tingkat nasional, dengan fee profesional. Dulu teman-teman kosan suka membercandai Bashori yang setiap pagi tak lupa melihat cermin sambil latihan orasi. Tak lupa Bashori berlatih dengan tekun template dari trainer training ESQ. "BERSUJUUUUUDDD!!!!..." adalah pekik yang paling sering kami dengar dari kamar kosannya, tak lupa ditambah ekspresi lelah dari Muhammad Kholid sebagai sang "korban" dari latihan Bashori. Kini semua tahu, semua mengakui, bahwa Bashori telah berhasil dalam karirnya sebagai trainer. Kini semua orang menanti, langkah maju apalagi yang berhasil Bashori capai. Saya juga merupakan salah satu saksi dari mimpi teman-teman Pengmas FEUI yang berhasil membantu menguliahkan beberapa anak jalanan. Betapa teman-teman masih sangat yakin bisa mengajak anak-anak jalanan yang dibina oleh Pak Rohim di Rumah Singgah di Masjid Terminal untuk mengikuti program pelatihan jelang ujian masuk universitas. Meski beberapa pihak tampak setengah mencemooh dan pesimis, teman-teman panitia dan Senat tetap maju dengan optimis. Dan alhamdulillah beberapa dari teman-teman yang mengikuti program tersebut bisa lolos menjadi mahasiswa UI. Allahu akbar.. Ratusan teman saya berhasil mencapai mimpi-mimpi kecil mereka. Sebagian darinya berhasil mewujudkan mimpi-mimpi besarnya. Dan kita semua tahu, kalau kita bisa bermimpi, maka kita pasti juga bisa mewujudkannya. Dan hanya nyawa menjadi batas kita. Allahu a'lam

Cet.. Cet.. Cet..

Beberapa hari ini saya tidak menulis apapun. Jadi saya agak bingung sekarang harus menulis apa. Tapi baiklah, akan saya coba cari topik yang cukup familiar sehingga memudahkan dalam menulis ini. Dan topik yang sangat akrab untuk kita bahas adalah tentang macet. Tidak akan berpanjang-panjang dalam tulisan ini, saya hanya ingin menyatakan bahwa kemacetan di Gatot Subroto (Gatsu) semakin menjadi-jadi sejak hadirnya transjakarta di sepanjang Gatsu. Sebenarnya hal ini bukan komentar pribadi saya, ini adalah komentar dari teman-teman di kantor. Kebetulan ruang kerja kami ada di lantai atas yang bisa dengan jelas melihat arus lalu lintas Gatsu. Sebenarnya sih menurut saya, sebelum Transjakarta jalur Gatsu hadir, Gatsu itu emang udah macet dari dulu, wabil khusus ketika jam pulang kantor. hanya saja ketika bis transjakarta muncul, Gatsu menjadi "sedikit" macet. Dan sesungguhnya, kemacetan itu muncul gara-gara mobil-mobil pribadi melintas dan berebutan masuk gerbang tol. Para pemilik mobil ini adalah para komuter yang tinggal di daerah sekitar Jakarta, bisa dari Bekasi, Depok, Tanggerang, dan Bogor. Ya, betul, penyebab kemacetan adalah MOBIL, bukan motor. Lihat saja faktanya, dalam satu mobil yang space nya bisa di isi 4 motor atau lebih, seringkali hanya berisi satu penumpang. Yah, semoga saja kemacetan yang makin menggila di Jakarta ini malah mendorong orang untuk menggunakan sarana transportasi umum. Sepeda juga bisa jadi pilihan cerdas (walau tidak cukup cerdas bagi orang yang tinggal di Parung dan bekerja di Sudirman). Lebih-lebih kalau ada yang mau ke kantor dengan joging atau jalan kaki :p
macet lagi macet lagi.. gara-gara si Komo lewat.. , Enno Lerian (kini bukan penyanyi cilik lagi)