Alhamdulillah, kali ini saya lolos tes BPK. Puji Allah.. Allahu Akbar..
Lolos (atau bisa juga kita sebut lulus) dari tes BPK adalah hal yang telah saya nantikan dari 1,5 tahun yang lalu. sejak September 2009. sejak pertama kali mendaftar. tapi di bulan Desember saya harus menyadari bahwa saya masihlah seorang pecundang. saya gagal. saya tidak lulus. saya tidak lolos. saya tersenyum saat itu, sebuah senyum topeng. senyum yang saya tampakkan untuk membuat tenang ibu dan bapak saya. walau akhirnya senyum itu pecah juga. mental pengecut itu menyeruak. si pengecut mulai menyalah-nyalahkan situasi. meludah sana-sini. berkata "andai" menjadi hobi. "bapak sih".. "ibu sih"..
Tapi si pengecut itu pun mulai meredup. sorot mata diriku pun menjadi hidup. kutantang kembali dunia. lalu saya bilang "memangnya kenapa?!". saya kembali melangkah. tapi dengan dagu yang sedikit terangkat. gagal BPK, gagal BP Migas. gagal Pertamina. lalu saya kembali bilang "memangnya kenapa?!". saya yakin saya bisa berkontribusi di lembaga manapun yang menerima saya nanti. saya yakin masa depan saya akan cemerlang, di lembaga manapun tempat saya berkarya. saya yakin. yakin. dan hanya itu yang saya punya. keyakinan.
Dan keyakinan itu kini mulai diuji, ketika saya diterima di BPK. Ketika saya diterima di BPK, maka saya keyakinan bahwa saya bisa berkontribusi mulai diuji. Apakah benar saya bisa berkontribusi, atau saya hanya jadi beban anggaran negara. Ketika saya diterima, maka keyakinan saya bisa cemerlang dan berkarya mulai diuji. Apakah benar saya bisa berkarya, atau hanya jadi biang masalah.
Ah, ceracau sore yang mengada-ada. mohon maaf kalau gak ada nilai tambahnya. he he..
salam ceracau. selamat mengada-ada..