semangat untuk berbagi bisa diejewantahkan dengan beberapa kegiatan. berzakat fitrah, bershodaqoh, membagikan makanan, membagikan susu ke pengamen cilik, mengajar di rumah singgah adalah sedikit dari banyak contoh kegiatan tersebut.
terkadang ada dorongan tersendiri dari dalam diri kita sehingga kita akan mencari sendiri saluran untuk berbagi. ada juga dorongan dari dalam diri untuk melakukan kegiatan berbagi. tapi sering kali kita harus distimulus oleh kondisi tetentu sehingga kegiatan berbagi itu bisa tereksekusi.
ada satu program yang bagus dari sejumlah lembaga amil zakat yang ada sekarang, yaitu program jemput zakat. sang amil akan mendatangi para muzaki yang ingin membayarkan zakatnya. sang muzaki pun dimudahkan oleh sistem tersebut untuk membayarkan zakatnya.
namun kadang ada sejumlah situasi yang memang Allah desain khusus agar kita mau berbagi, tanpa perlu banyak campur tangan manusia. tetiba saja kita ditempatkan Allah pada suatu situasi yang membuat kita mudah untuk memberi. bisa saja kita digerakan Allah ke tempat orang yang membutuhkan, atau orang yang membutuhkan tersebut yang Allah gerakan menghampiri kita.
pada suatu hari, rekan-rekan senat saya mengadakan acara buka bersama di daerah fatmawati. ternyata jumlah yang makanan yang sudah dipesan melebihi jumlah peserta yang hadir. setelah acara selesai, mulailah dibungkus-bungkusin tuh makanan yang belum sempat tercolek.
rombongan mobil saya kebagian cukup banyak makanan yang dibungkus. bungkusan yang kami bawa terdiri dari beberapa lauk dan sejumlah besar nasi. niatnya sih tentu ingin kami berikan saja ke orang yang membutuhkan. tapi, dimana kami bisa menemukan orang yang membutuhkan makanan tersebut?
"nanti Allah juga nunjukin harus dikasih ke siapa" begitu pikirku dan teman-teman semobil. kami pun pergi meninggalkan restoran tempat acara digelar ke arah jalan raya fatmawati. setelah memutar balik, sejumlah teman pun turun untuk suatu urusan. sisa penumpang lainnya melanjutkan kembali perjalanan.
masih di fatmawati, jalanan menuju belokan ke arah Citos mulai padat. sayapun mulai melipir ke ruas kiri jalan agar bisa berbelok. tak dinyana setelah berhasil masuk ke ruas kiri jalan, mobil yang saya kendarai mogok. panik karena di belakang banyak yang ngantri. mau cari siapa yang bisa bantu dorong kayaknya agak sulit, karena di luar gak terlalu banyak orang mungkin mau bantu.
dan munculah tiga sosok lelaki yang tampak sudah kepayahan setelah lelah memulung. mereka berjalan menelusuri trotoar dan berada kebetulan tepat sekali disamping kiri moncong mobil kami.
"Eric, PANGGIL!!!" begitu pintaku ke teman saya eric. dengan sigap eric melambaikan tangan ke para pemulung itu. tanpa diperintah lebih lanjut, istri saya yang duduk di bangku belakang mengoperkan bungkusan makanan ke arahku untuk diberikan ke para pemulung itu.
detik itu ketika mobil sedang mogok, dan ada pemulung yang lewat, yang terlintas di otak kami pertama kali bukanlah meminta mereka mendorong mobil mogok kami. yang pertama melintas di otak kami justru keinginan untuk memberi makanan. bukan keinginan meminta, tapi memberi, sisi altruismenya lah yang muncul lebih dulu.
dan keinginan memberi ini telah Allah fasilitasi dengan dimogokannya mobil kami. andai mobil kami berjalan dengan lancar, sulit untuk kami berpapasan dengan para pemulung ataupun orang-orang yang membutuhkan. andai si pemulung Allah arahkan jalan ke tempat lain, hampir mustahil sang pemulung akhirnya bisa menikmati makanan bungkusan restoran. Allah berkehendak.
selain dapat bonus dikasih kesempatan buat memberi, ternyata kami yang di mobil dikasih bonus tenaga tambahan buat dorong mobil. para pemulung tersebut ternyata dengan sigap langsung mendorong mobil kami. Alhamdulillah, berikutnya mobil kami pun bisa berjalan dengan lancar lagi.
kita memang punya rencana. tapi Allah lah yang berkehendak. dan kita sering banget dibantu Allah buat ngewujudin rencana-rencana baik kita. saatnya buat kita untuk banyak-banyak bersyukur ke Dia.
فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
"Maka ni’mat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"