kemarin pagi, saya menerima sms dari akew. dia menyampaikan bahwa pada senin malam jam 9, teman kami Gera akan take off ke jepang. gera bermaksud melanjutkan studinya s2 nya di jepang. dia mendapat sponsor beasiswa.
pada smsnya pula, akew mengajak saya untuk "melepas" sahabat kami Gera. sekedar salaman atau obrolan ringan tampaknya sudah cukup untuk memberikan kenangan indah ke gera. kan jadinya seperti kayak yang di pilem-pilem tuh. so, akhirnya saya putuskan insya Allah saya akan ikutan "ngelepas" ke bandara soetta.
Naik Apa?
pada pagi hari itu sebenarnya saya sudah mulai bingung mau ke bandara naik apa. pasalnya jika saya mau nebeng, maka saya harus sudah sampai ke kantor bang anwar di kisaran cilandak pada pukul 17.30. padahal saya baru keluar kantor saya di slipi pukul 17.00. alternatif ke bandara dengan nebeng pun dicoret.
alternatif kendaraan lainnya jika mau ke bandara adalah dengan taksi atau damri. setelah tanya kanan kiri, ternyata naik taksi lumayan costly. apalagi kalau startnya dari wilayah slipi yang macet kalau sore. kata seorang teman, minimal saya harus keluar kocek Rp80.000 buat berangkatnya aja. karena pertimbangan biaya, alternatif ke bandara dengan taksi pun dicoret.
alternatif berikutnya adalah dengan naik damri. katanya titik awal naik damri bisa dari kali deres, pasar minggu, gambir ataupun rawamangun. dari segi biaya naik damri lumayan murah, katanya sih cuma Rp20.000 aja sekali ngelaju.
Cuma yang bikin saya urung naik damri adalah karena bingung nanti motor saya mau diparkir dimana. motor? ya, saya kan ngelaju ke titik awal damri kan pakai motor. kalau tempat parkirnya ada, aman gak? atau jangan-jangan gak ada tempat parkir motor di pool damri. daripada berspekulasi, lebih baik saya coret saja opsi ke bandara dengan naik damri.
akhirnya dengan bermodal nekad, saya pergi ke bandara dengan menggunakan mobil emak saya. mobil itu saya tilep, dan alhamdulillah diijinin. namun, saya mendapat risiko disemprot babeh saya. pasalnya, dia tampak kurang suka kalau saya pinjem mobil selain untuk keperluan keluarga. namun risiko disemprot itu sudah saya perhitungkan. saya sudah siap untuk dijatuhi hukuman tidak boleh menggunakan mobil sebulan penuh jika memang babeh saya jadi menghukum.
Selama Perjalanan
Saya baru berangkat ke bandara dari rumah bada sholat maghrib. jika sebelum maghrib saya langsung bablas, maka sudah pastilah saya tak kebagian maghrib. memang agak berisiko terlambat, namun kalau hati sudah tenang, maka ngebut pun menjadi lebih yakin (loh?!).
selama melaju di tol arah tanjung priok, tampak jalanan malam itu sangat lenggang. situasi berbeda terjadi di arah sebaliknya, sangat padat merayap. di jalur saya, tampak ada beberapa truk kecil, mobil minibus dan sedan melaju cepat. sayapun ikut melaju cepat disana.
namun tampaknya kecepatan saya tidaklah cukup cepat bagi sebagian orang. mobil di belakang saya beberapa kali menembak lampu jauh. menembak lampu jauh sangat efektif menjamin keamanan berkendara yang luar biasa gelap dan satu arah. namun lampu jauh berbahaya bagi pengguna jalan lain. pengguna jalan lain akan kesilauan dan rawan terjadi kecelakaan.
terus terang saya cukup kesal dengan ulah mobil tersebut, yang belakangan diketahui ternyata taksi. ingin rasanya saya langsung merubah mobil saya jadi transformer dan membanting-banting mobil resek tersebut. tapi sayang, teknologi mobil belum secanggih itu. saya hanya bisa menikmati terpaan sinar silau dari belakang sambil berjalan konsisten lurus ke depan.
jalanan lenggang yang saya nikmati tampaknya harus berakhir di wilayah kisaran pintu keluar tol PRJ. di titik itu jalanan sangat mulai padat. mobil-mobil hanya bisa jalan seicrit-icrit. saya sendiri mengambil sikap tidak berjalan zigzag untuk sampai lebih cepat. berjalan zigzag hanya akan membuat pengguna jalan lain lebih murka ke saya.
dari perjalanan mobil ke soetta tadi malam, saya bisa mengambil sebuah pelajaran. tampaknya saya masih terlalu cemen untuk mengebut malam-malam di jalan layang ibukota. selama di jalan, telapak tangan dan kaki saya bercucuran keringat dingin. hal tersebut mungkin disebabkan entah karena saya terlalu cemen buat ngebut, atau saya takut ketinggian.
setelah berjalan beberapa lama, akhirnya sampai jualah saya di soetta. sebelum parkir di terminal 2, saya sempat nyasar dulu ke terminal 1. pada persimpangan jalan antara terminal 1 dan 2, mata saya yang tak awas ini ternyata salah memilih jalur. alhamdulillah tak seberapa lama saya sampai di terminal 2, saya kebagian tempat parkir yang cukup layak di tengah ramainya mobil di sana.
Have A Nice Trip, Mate
pukul 19.20an, saya mengontak bang anwar yang juga datang bersama akew. bang anwar yang telah sampai lebih dulu mengingatkan saya bahwa Gera akan berangkat lewat pintu D. setelah selesai memastikan mobil terkunci dengan baik, saya langsung menuju ke lantai atas. sepenglihatan saya tampak ada dua kelompok mayoritas di pintu D ini, orang yang mau umroh beserta rombongan dan turis-turis jepang.
setelah celingak celinguk mencari sosok akew dan bang anwar, saya malahan secara gak sengaja langsung ketemu dengan Gera. yang membuat saya kaget adalah ekspresinya yang tampak kaget akan kehadiran saya di soetta. lah, saya pikir, akew sudah ngasih tau Gera kalau kami mau datang. dan saya pikir akew dan bang anwar sudah nyampe dan ketemu duluan dengan Gera. ternyata saya salah.
Gera ternyata belum tahu bahwa teman-temannya berniat menyalaminya sebelum flight ke jepang. "bentar al, lu disini karena emang ada urusan apa emang mau ketemu gue?". "sebenarnya gue mau ketemu auditee, yah ketemu ama lo sampingan lah" seloroh saya. mana mungkin saya jauh-jauh ke soetta ketemu ama auditee. lagian saya belum jadi auditor. lagian mana ada ketemu auditee malem-malem, melanggar kode etik profesi lah hai *tsaaahh*.
sebagaimana diketahui, ide nyambangin Gera ini yang ngece tusin akew. saya ini itungannya cuma pelengkap. terus terang saya gak enak kalau ternyata saya duluan yang ketemu ama gera. enaknya sih nemuin geranya bareng-bareng. karena hal tersebut, akhirnya saya minta ke gera agar pura-pura belon ketemuan ama saya. "ger, ni gw turun lagi ya. dan ntar lo pura-pura aja gak tau gw udah dateng dan ketemu ama lo". dan saya pun ngeluyur turun nyari akew dan bang anwar.
setelah turun ke bawah, saya dapat kabar kalau akew dan bang anwar sholat isya dulu. jadilah saya juga pergi ke mushola menunaikan sholat isya terlebih dahulu. saat bertemu akew dan bang anwar, saya terus terang kaget karena ternyata rombongan akew-anwar cuma terdiri dari mereka berdua. tadinya saya kira yang ikut di mobil bang anwar tuh ada sekitar 6-7 orang.
diam-diam saya salut terhadap akew dan bang anwar. walaupun cukup sibuk, tapi mereka masih mau menyempatkan diri untuk sekedar say hi ke temannya yang mau studi ke luar. secara sadar atau tidak, telah nyata timbul ukhuwah antara para lelaki ini. ukhuwah ini muncul begitu alami tanpa rekayasa. ukhuwah ini muncul dari kerja-kerja bareng, dari diskusi-diskusi bareng, dari dauroh-daurohan bareng.
usia, latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, dan gaji kami berbeda. tapi itu semua tak membuat kami lupa bahwa sejatinya kami ini bersaudara. saudara seiman. saudara seperjuangan. minimal seperjuangan untuk bersabar mendengar "curhatan" "bos" kami lah. hehe..
bada sholat isya, saya, akew dan bang anwar "mencari" gera. setelah bertemu dan bersalaman dengan gera dan keluarga, kami disuguhi dengan sejumlah panganan. tak lupa berbotol-botol air mineral disuguhkan. malam itu, kami mengobrol sejenak. ngalor ngidul. ngomongin pagar yang rubuh di UI lah, ngomongin majunya HNW lah, ngomongin todai daigakuen lah.
walaupun pertemuan kami malam itu cukup singkat, tapi buat saya sangat berkesan. berkesan karena saya harus putar otak nyari cara ke soetta. berkesan karena keringet dingin ngebut di tol. berkesan karena nyasar nyari parkiran. dan yang pasti berkesan karena bisa menyalami saudara kami gera, yang mau menuntut ilmu di negeri orang.
jabat tangan bisa memiliki banyak arti. kalau abis sholat, biasanya jabat tangannya cuma basa basi. kalau para pejabat, jabat tangannya bisa bermakna politis. kalau jabat tangan saya ke gera itu memiliki arti "take care. happy studying. and have a nice trip, mate".
ger, inget ye, kalo lo jadi pejabat nanti, atau orang penting di negeri ini, jangan lupain gw ye. yah, bagi proyek dikit lah. tapi jangan sampe ketauan KPK, apalagi BPK. oke. hehe..
see you soon brother.
Alkautsar. post graduate student from University of Illinois at Urbana Campaign *AMIIIINNN!!!!*