Beberapa hari yang lalu, saya dan ayah saya terlibat dalam sebuah perbincangan. topiknya perbincangan kami meliputi hal-hal yang berkaitan dengan masa kecilnya, pekerjaannya, dan juga tentang beberapa orang yang dikenalnya. cukup unik memang, pasalnya kami berdua jarang berbincang hal-hal seperti itu, terlebih berbincang untuk waktu yang lama
ada beberapa hal menarik tentang dirinya yang baru saya tahu saat itu. pertama ternyata dulu waktu sekitar berumur 11 tahun, ayah saya "dipungut" oleh ustad di kampung sebelah. setiap hari ayah saya ngaji kitab oleh ustad tersebut. selain ngaji kitab, dia juga sering diajak makan, ngobrol, dan lain-lainnya oleh keluarga si ustad. uniknya, salah satu anak dari ustad tersebut ternyata melakukan hal yang sama dengan berkelana di kampung-kampung lainnya.
selain itu kami juga berbincang sedikit masalah keluarganya abdurrahman wahid a.k.a. gus dur. konon ayah saya merupakan salah satu paman gus dur. saya sendiri sih percaya-percaya aja, lawong gak rugi kok. ayah saya berkata, rata-rata adiknya gus dur itu mulai "tampak" sehabis gus dur naik jadi presiden. uniknya, penampakan mereka ke publik itu bukan pesanan khusus dari gus dur. gampangnya bisa dibilang mereka tampil karena kemampuan mereka sendiri. namun tentu jadinya gus dur sebagai presiden menjadi katalisator tampilnya mereka.
beberapa nama disebut ayah saya. dr. umar, aisyah, sholahudin, gus im, dan lily. katanya, yang gak tampil dan terekspos ke publik hanya dr. umar dan gus im. sisanya tampil. aisyah yang lebih dikenal dengan aisyah baidhowi menjadi anggota dpr dari fraksi golkar. sholahudin menjadi tokoh masyarakat dan pernah menjadi calon wakil presiden berpasangan dengan wiranto (dan saya nyoblos dia waktu itu, bukan sby). dan terakhir lily wahid yang sebagaimana kita ketahui biasa tampil beda dibanding sikap fraksinya, fraksi kebangkitan bangsa.
yang unik adalah ayah saya (yang notabene juga paman mereka) pernah di somasi oleh aisyah baidhowi. pernah ingat kasus jamaah haji kelaparan? nah, waktu itu kan ramai orang menyalahkan departemen agama sebagai penyelenggara haji. ketika itu ayah saya tampil di berbagai media dengan menyatakan bahwa dpr turut andil dalam kasus itu. penyedia makanan haji selama ini yang tidak pernah bermasalah diminta diganti oleh dpr dengan yang lebih murah beberapa riyal. desakan itu begitu besar sehingga muncullah penyedia jasa yang menawarkan lebih murah, namun ya itu, ternyata gak profesional.
waktu itu ayah saya dan si aisyah ini pernah muncul dalam acara debat di salah satu stasiun televisi. dan si aisyah ini kalah telak argumen-argumennya. berikutnya terdapatlah acara rapat antara dpr dengan departemen agama. di rapat itu anggota dpr berujar "mana yang namanya muchtar ilyas, berdiri!". berdirilah ayah saya. kali itu, ayah saya resmi diperingatkan oleh anggota dpr, berikutnya terdengar berita bahwa dpr resmi menyomasi ayah saya.
ayah saya sih cuek bebek. namun tentu dpr yang meradang ingin lebih dari sekedar somasi. akhirnya hal itu berkonsekuensi dengan jabatannya. ayah saya katanya direncanakan untuk dilempar ke nusa tenggara timur. walaupun akhirnya gak jadi.
jika diingat-ingat, gak cuma sekali saja ayah saja berkonfrontasi dengan pihak-pihak yang berkuasa. dulu waktu jadi pemimpin salah satu daker di musim haji, terdapatlah pemalakan oleh sejumlah oknum penyelenggara haji yang berasal dari arab saudi. palakan ini terjadi atas mayat jamaah haji asal indonesia. keluarga dari si mayit tersebut dipalak sejumlah uang jauh diatas tarif yang berlaku jika ingin sang mayit dimakamkan di indonesia.
biasanya di akhir musim haji, ada pertemuan antara para petugas haji dari arab saudi maupun negara-negara lain, termasuk indonesia. biasanya di acara ini isinya jamuan makan dari pidato-pidato terima kasih dari perwakilan negara-negara asal jamaah haji. akhirnya tibalah waktu ayah saya naik podium. biasalah ya, orang-orang arab itu udah nunggu buat dipuji-puji. namun ternyata harapan orang-orang arab itu gak kesampean. di atas podium itu, ayah malahan mengungkapkan kasus yang terkait pemulangan mayat jamaah haji. dia kritik habis-habisan oknum-oknum jahiliyah tersebut.
seperti kita ketahui bersama, orang arab makkah berbeda dengan orang arab madinah. tabiat orang arab makkah lebih kasar. mungkin karena merasa sekampung ama kanjeng nabi Muhammad, dia berasa ditinggikan derajatnya. dan yang berkumpul di acara tersebut kayanya rata-rata adalah orang arab makkah. dan hal tersebut nampaknya bukanlah kabar yang begitu baik untuk ayah saya. benar saja, muncul beberapa orang yang maki-maki ayah saya yang masih di atas podium. tapi yah, mungkin tabiat orang jawa timur, gak takut ama yang begituan, selama dalam posisi benar.
di rumah saya mendengar ayah saya harus menunda kepulangannya karena suatu hal. belakangan saya ketahui hal tersebut terjadi karena kejadian di pertemuan sebelumnya. ayah saya diancam tidak bisa pulang kembali ke tanah air. alhamdulillah, berkat bantuan sejumlah pihak ayah saya bisa pulang juga. dan alhamdulillah penyelenggara haji arab saudi jadi sadar bahwa masih ada orang jahiliyah yang hidup bersama mereka.
masih banyak cerita lain yang ia share dengan saya. cerita tentang oknum-oknum anggota dpr yang minta jatah dalam penyelenggaraan haji, cerita dia versus mafioso pengadaan di kantornya, cerita detail tentang adik-adiknya gus dur, tentang sutiyoso, dan banyak lagi. yah, akhirnya saya sedikit lebih mengenal ayah saya. terlepas dari berbagai kekurangan yang miliki (termasuk dalam urusan ketampanan), banyak hal dari dia yang bisa saya contoh. dan terima kasih telah membagi ceritamu kepadaku (yang kemudian aku bagi lagi ke banyak manusia). semoga segala kekuranganmu dimaafkan Allah dan kelebihanmu bisa dicontoh anak cucumu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar