dalam hidup ini, kita selalu dihadapkah dalam pilihan. life is a matter of choice, begitu kira-kira orang bule berkata. lalu apakah yang menjadikan kita memilih pilihan A dibanding B? pelajaran ekonomi SMA mengajari kita bahwa kita lebih memilih kegiatan A dibanding B karena kita, manusia, mempertimbangkan opportunity cost.
penjelasan opportunity cost sendiri bisa teman sekalian baca di sini. gampangnya adalah kita memilih karena mempertimbangkan kegiatan mana yang memberikan "biaya" terkecil/terbesar. yang "biaya"nya paling besar, itulah yang dipilih. definisi dari "biaya" itu sendiri dikembalikan ke masing-masing orang, yang seringkali subjektif.
contoh sederhananya adalah kalau kita dikasih Allah waktu, hari ahad. lalu kita dihadapkan pilihan untuk melakukan kegiatan A (nongkrong di Seven Eleven), atau kegiatan B (ikut bimbingan belajar BTA untuk persiapan seleksi perguruan tinggi). yang manakah yang akan kita pilih?
kalau kita menganggap dijauhi teman-teman karena gak bergaul di Seven Eleven merupakan "biaya" yang besar, dan ikut persiapan seleksi perguruan tinggi itu hanya merupakan "biaya" yang kecil, tentu kita akan memilih untuk melakukan kegiatan A. vice versa.
selain menggunakan konsep opportunity cost, di kuliahan biasanya kita diajarkan konsep cost and benefit analysis. jadi selain mempertimbangkan cost, kita juga mempertimbangkan keuntungan apa yang kita dapatkan dari melakukan suatu kegiatan. dalam training-training motivasi kita juga mengenal konsep yang mirip dengan itu seperti konsep AMBAk (Apa Manfaatnya Bagi Aku).
memang ada sedikit beda antara konsep cost and benefit dengan konsep AMBAk. konsep cost and benefit bisa digunakan dari sudut pandang kita sebagai individu, bisa juga digunakan dari sudut pandang kita sebagai bagian dari suatu kelompok. sedangkan kalau konsep AMBAk, menurut saya agak berorientasi terhadap diri sendiri sebagai individu.
contohnya saja jika kita hidup dalam suatu masyarakat. kebetulan di depan rumah kita selokannya lancar, hanya saja dua blok dari rumah kita selokannya mampet. lalu diusulkanlah oleh ketua RT (Rukun Tetangga) untuk mengadakan kerja bakti. jika kita memakai konsep cost and benefit maka kita tentu harus ikutan kerja bakti. hal ini disebabkan karena kita memperhatikan benefit untuk lingkungan akan lebih besar (selokan lancar kembali) dibanding cost yang muncul (capek, kotor, akibat ikutan kerja bakti).
namun jika kita pakai konsep AMBAk, belum tentu kita akan ikutan kerja bakti, lawong gak usah ikutan sekalipun kita gak rugi kok. kecuali kita menganggap membangun kedekatan dengan tetangga ada manfaatnya untuk diri kita sendiri. jika begitu tentu kita juga akan memilih untuk ikutan kerja bakti.
selain konsep-konsep diatas, kita juga mengenal beberapa metode lain dalam menentukan pilihan kegiatan kita dalam hidup ini. konsep seperti FTF (First Thing First) dan Balanced Scorecard mungkin bisa kita gunakan untuk menentukan pilihan kegiatan. tapi tentu untuk memilih kegiatan mana yang didulukan antara boker dulu, atau balas sms istri dulu, gak perlu pakai Balanced Scorecard. toh kita bisa melakukan dua kegiatan itu berbarengan (multitasking).
demikian share abal-abal saya dengan topik menentukan pilihan kegiatan. semoga bermanfaat. selamat mencoba kawan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar