kali ini saya mencoba memosting tulisan saya dari sebuah tempat
tambal ban. ya, tambal ban. kebetulan ban motor saya bocor alus, jadi
sebagai antisipasi sebelum bocor total mending langsung ditambal saja.
terima kasih pada saudara satya yang telah memberitahu saya perihal ban
motor saya yang tampak bocor.
dari tempat tambal ban di
pinggiran jalan pejompongan ini bisa diamati arus lalu lintas yang
ramai lancar. arus sebaliknya terhitung lancar. hilir mudik kendaraan
roda dua dan empat penuh sesak meramaikan sore ini.
kebetulan
di samping tempat tambal ini terdapat tukang cermin. di tempat tukang
cermin tadi saya melihat ada pemandangan yang cukup unik. sebuah mobil
alphard menepi ke pinggir jalan untuk menawar sebuah cermin.
keunikan
yang pertama adalah kenapa ada orang yang kelasnya bawa mobil alphard
(bersupir pula) nyari cermin di pinggir jalan. bukankah dia kelasnya
bukan "warung" pinggir jalan.
keunikan yang kedua
adalah, untuk sekelas pemilik alphard, untuk beli cermin aja pakai
nawar. harga mobilnya mahal, bahan bakarnya mahal, pakai gaji supir
lagi, tentu itu menunjukkan kekuatan ekonomi yang sangat besar. eh,
ternyata belanja teteup aja.. nawar.
yah, mungkin nawar
itu sifat dasar manusia. udah fitrahnya. udah dari sononya. kapan-kapan
kita bahas yuk perihal kebiasaan tawar menawarnya manusia. sip, si
abang udah selesai menambalnya. saatnya saya membayar dan chao..
selamat sore blogger sekalian.. hati hati di jalan..
salam jalan.. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar