21 Februari 2012

Langsung Dari Tukang Tambal Ban

kali ini saya mencoba memosting tulisan saya dari sebuah tempat tambal ban. ya, tambal ban. kebetulan ban motor saya bocor alus, jadi sebagai antisipasi sebelum bocor total mending langsung ditambal saja. terima kasih pada saudara satya yang telah memberitahu saya perihal ban motor saya yang tampak bocor.


dari tempat tambal ban di pinggiran jalan pejompongan ini bisa diamati arus lalu lintas yang ramai lancar. arus sebaliknya terhitung lancar. hilir mudik kendaraan roda dua dan empat penuh sesak meramaikan sore ini.

kebetulan di samping tempat tambal ini terdapat tukang cermin. di tempat tukang cermin tadi saya melihat ada pemandangan yang cukup unik. sebuah mobil alphard menepi ke pinggir jalan untuk menawar sebuah cermin.

keunikan yang pertama adalah kenapa ada orang yang kelasnya bawa mobil alphard (bersupir pula) nyari cermin di pinggir jalan. bukankah dia kelasnya bukan "warung" pinggir jalan.

keunikan yang kedua adalah, untuk sekelas pemilik alphard, untuk beli cermin aja pakai nawar. harga mobilnya mahal, bahan bakarnya mahal, pakai gaji supir lagi, tentu itu menunjukkan kekuatan ekonomi yang sangat besar. eh, ternyata belanja teteup aja.. nawar.

yah, mungkin nawar itu sifat dasar manusia. udah fitrahnya. udah dari sononya. kapan-kapan kita bahas yuk perihal kebiasaan tawar menawarnya manusia. sip, si abang udah selesai menambalnya. saatnya saya membayar dan chao..

selamat sore blogger sekalian.. hati hati di jalan..

salam jalan.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar