20 Februari 2012

Dagang Roti Goreng

waktu kecil, saya pernah berkeinginan untuk berjualan roti goreng atau menjadi loper koran. di mata saya, sangat asik menjalani pekerjaan itu. betapa tidak, setiap pagi yang segar kita sudah berjualan roti goreng yang berbau sedap. meskipun tidak kita makan sendiri, tapi membawakannya saja sudah cukup untuk menghirup aroma roti goreng tersebut.


tak cuma dari bau-bauannya. saban saya belanja roti goreng, saya lihat anak-anak sebaya saya yang menjual roti goreng tersebut bisa memegang banyak uang. saya senang mendapatkan uang, terlebih uang yang didapat dari kerja keras sendiri. meskipun uang yang didapat tidak seberapa.

pekerjaan lain yang ketika kecil pernah ingin saya jalani adalah sebagai loper koran. kebetulan mimpi itu muncul ketika saya kelas enam SD. dan di kelas enam SD lah saya pertama kali mendapatkan hadiah sepeda roda dua. saya pikir akan keren sekali sambil bawa sepeda, sambil ngeloper koran. sudah begitu dapat uang lagi. hehe..

namun tak ada satupun dari dua keinginan itu yang menjadi kenyataan. alasannya sederhana, dilarang orang tua. mungkin pikir orang tua, kasihan anak-anak masih kecil sudah kerja. selain itu bisa jadi orang tua saya malu kalau anaknya bekerja, khawatir tetangga berpikir sang orang tua gak mampu ngasih uang jajan ke sang anak, makanya si anak dibolehin kerja.

memang tidak sepenuhnya salah apa yang orang tua saya putuskan. saya paham dan hormati jalan berpikir mereka. dan saya bersyukur pada Allah telah menakdirkan mereka sebagai orang tua saya, yang berkat didikannya kehidupan saya relatif baik dan terjamin. namun tentu sah-sah saja saya sebagai anak yang telah punya anak (sudah jadi orang tua nih ceritanya), dalam bab ini, tidak mengadopsi apa yang orang tua saya terapkan ke saya.

terus terang saya ingin anak saya tumbuh dengan mental pemberani, tahan banting dan suka tantangan. kenapa penting? menurut saya jika sikap mental tersebut didasari dengan fondasi keimanan yang kuat, maka hasilnya adalah seorang muslim jawara. bukan jawara preman banten, tapi jawara yang juara. juara menginspirasi, juara mengangkat harkat ummatnya ke level yang lebih baik.

menurut saya, sikap mental tersebut bisa dibina lewat berdagang, sedari kecil. meskipun nantinya dia akan menjadi pegawai pemerintah, tapi dengan sikap mental yang baik, dia akan jadi pegawai pemerintah yang ciamik. insya Allah.

so, anak ku, siap-siap ya abi gembleng. jangan nangis loh. hehehe..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar