17 Januari 2013

Menulislah Mulai Dari Yang Mudah

kita tentu masih ingat, ketika dulu masih kecil dulu, kita diajarkan ibu bapak kita mengeja abjad. abjad demi abjad secara pelan-pelan dituturkan kepada kita. dan sekarang kita sadar, kemampuan kita membaca dibangun dari dasar pengenalan abjad-abjad yang dulu diajarkan bapak ibu kita. bisa dikatakan bahwa kita belajar membaca dimulai dari mengeja. kita belajar mengeja kata dimulai dari mengeja abjad. kita selalu memulai dari yang mudah.

tidak cuma membaca, dulu kita juga diajarkan hitung-hitungan. dan belajar berhitung biasa kita mulai dengan belajar mengenal angka. kepada anak yang masih berusia setahun setengah, pelan-pelan para orang tua mengenalkan angka kepada anak-anaknya. "satuuu.. duaaa.. tigaaa.." begitu istriku mengenalkan angka kepada anakku. nanti ketika besar sedikit, dikenalkan angka satu sampai sepuluh, tapi dengan nada-nada yang menyenangkan, dengan lagu.

setelah mengenal angka dengan baik, biasanya para orang tua akan mengenalkan berhitung dengan sederhana. pertama-pertama diajarkan tambahan-tambahan, baru kurang-kurangan, abis itu baru kali-kalian ama bagi-bagian. gak ada tuh orang tua yang langsung ngajarin anaknya integral. yah, kecuali anak-anak yang gifted ber-IQ super tinggi ya. tapi kan kebanyakan kita standar-standar aja, dan demikianlah pendekatan ngedidiknya, dimulai dari yang mudah.

cara belajar dari yang mudah-mudah ini emang applied buat segala macam jenis belajar. sebut contoh, belajar jalan, belajar naik sepeda, belajar naik sepeda motor, belajar bawa mobil, belajar berantem, de el el. dan selain dimulai dengan yang mudah, motivasi kita buat belajar sangat kuat, kepenasaran (curiousity) kita sangat dalam. dengan modal tersebut, kita semua akhirnya bisa membaca, berhitung (sampai tahap tertentu), berjalan, bahkan ngibrit.

di sisi yang lain, banyak diantara kita yang berkata sulit sekali untuk menulis. maksud saya disini tentu bukan menulis sekedar menjiplak apa yang sudah ada, tapi menulis disini memiliki artian menulis ide yang ada dalam pikiran kita. kita merasa gak berbakat untuk menulis dan oleh karena itu kita tidak menulis. kita merasa gak berbakat dan oleh karena itu kita malas untuk menumpahkan ide-ide kita dalam bentuk artikel. saban dengar menulis artikel, yang terbayang di kepala kita adalah EYD, kalimat yang rapi, struktur menulis yang bagus, paragraf induktif-deduktif, kalimat argumentatif, etc.. etc.. pokoknya sekali denger kata menulis langsung deh muncul satu kata "RIBED".

bisa jadi, kita kesulitan menumpahkan ide dalam bentuk tulisan itu karena motivasi kita tidak begitu kuat. bisa jadi kita menulis itu karena kita gak penasaran buat bisa. tapi kayak-kayaknya sih, kita kesulitan buat nulis karena kita gak mau latihan nulis. dan kita kesulitan berlatih nulis, karena kita tidak memulai latihan dengan yang mudah-mudah dulu.

sebagaimana mengeja, berhitung, dan berjalan, seharusnya kita latihan menulis dengan sesuatu yang mudah. menulis apakah yang mudah? menulislah dari apa yang anda ketahui. menulislah tentang keahlian anda. anda ahli motor, menulislah tentang motor. anda ahli tidur, menulislah tentang pengalaman anda tidur. selain keahlian, anda bisa mulai menulis hobi anda. anda suka jalan-jalan? masak-masak? atau main game? tulislah tentang hobi-hobi tersebut. atau seenggak-enggaknya, tulislah pengalaman ente pada. ente idup kan sehari-hari? tulislah, share lah, jabarkanlah, tuh idup seharian dipake buat apa aja.

dan untuk permulaan latihan nulis, tulislah sebanyak yang anda mau. kalau idenya ngalir cuma seiprit, ya tulis aja meski seiprit. idenya cuma ngalir sebanyak tiga paragraf? ya tulis aja tiga paragraf. atau dua? atau malah cuma satu? ya tulis ada seadanya dulu. nah, karena nulis jadi mudah, enteng, gak susah, mulai lah dirutinin. saban hari ente mulai nulis lah. atau seenggak-enggaknya seminggu sekali lah menumpahkan ide dalam bentuk tulisan. practice make perfect. more practice, perfection will come faster. trust me mamen!!

so mulailah nulis. dari yang mudah-mudah dulu. dan mulai dijadiin kebiasaan. mulai diseringin. insya Allah, seiring berjalannya waktu, gaya menulis, kita akan terbentuk dengan sendirinya. selain itu masalah kerapihan ide, keruntutan cerita, EYD, dan lain sebagainya akan ngikut menjadi baik secara otomatis.

Salam Nulis!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar