7 Januari 2013

Antara Saya, PES 2013, dan Hikmahnya

kali ini saya ingin menulis pengalaman saya tentang bermain game Pro Evolution Soccer (PES) 2013. meskipun ini cuma pengalaman tentang bermain sebuah permainan, tapi ada hikmah yang besar yang bisa kita ambil. hikmah tersebut akan coba saya paparkan di akhir cerita saya ini. notes: buat yang capek baca tulisan yang kepanjangan di awal, bisa langsung baca beberapa paragraf akhir tulisan ini ya.

alkisah, pada suatu hari di akhir tahun 2012 saya dititipi teman saya konsol playstation (ps) 3 nya. teman saya ini mau pulang kampung ke semarang untuk bertemu keluarganya. selama pulang kampung, ps3 nya yang ada di kosannya otomatis nganggur. nah, daripada nganggur ps3, dan diiringi rasa iba ke saya, dititipkanlah ke saya agar bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

saya yang diamanahkan titipan konsol tersebut tentu saja sangat senang. selain tandanya saya dapat kepercayaan dia, saya jadi punya satu tambahan mainan baru. terus terang, saya dari dulu ingin punya konsol game susahnya minta ampun. ps1 saya dapatkan berkat uang sunat. lah, masak untuk dapat ps2 dan ps3 saya harus disunat ulang? sedangkan kalau mau beli pakai gaji, alokasi dana untuk beli konsol game yang baru tidak ada. alhamdulillah, ini tetiba saja ada teman yang secara sukarela nitipin (dan bisa dimaenin) konsol playstation 3 nya ke saya.

dan kebetulan sekali juga, game bawaan di ps3 teman saya ini adalah game favorit saya, PES. PES ini merupakan game sepakbola. dulu sekali di era ps1, game ini pertama kali dikenal dengan nama Winning Eleven (WE). saking terkenalnya game ini, sampai-sampai hacker game indonesia ngemodif game WE ini menjadi WE inul daratista. ya, inul penyanyi dangdut. jadi soundtrack dalam game WE tersebut diganti semua menjadi lagu dangdut. hacker yang lain malah lebih canggih lagi, mereka masukan tim indonesia ke dalam list tim yang ada di WE.

nah, untuk konsol ps3, sekarang game PES yang lagi happening adalah PES 2013. pertama kali saya jajal mainan ini ya di "kosan" teman saya ini. dan saya sukses dibantai habis oleh teman-teman saya yang lain. kontrol dalam PES 13 ini rada-rada asing buat saya. saya belum terbiasa dengan game setting seperti yang ada dalam PES 13. dan berkat gaya bermain yang out of date tersebut lah saya menjadi mangsa empuk lawan main saya.

nah, dengan diparkirnya ps3 teman saya itu di rumah saya, maka saya bisa berlatih secara maksimal teknik-teknik bermain PES 13. saya mulailah pertapaan saya itu dengan menantang komputer. saya pikir, biar sekalian bisa jago, maka lawan saya haruslah dari yang berat. dalam permainan PES 2013, tingkat kesulitannya dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu beginner, regular, professional, top player, dan world class. maka saya pilihlah tingkatan lawan saya di tingkat top player, cukup jago, tapi gak "brutal".

untuk tim sparingnya saya pilih lawan real madrid. kenapa real madrid? simple saja, karena yang jadi background di halaman muka game adalah christiano ronaldo, pemain real madrid. dengan dijadikannhya CR7 (julukan si kristanto) jadi background halaman muka, asumsi saya tim real madrid adalah tim yang cukup tangguh. sangat cocok dijadikan lawan sparing.

dan benar saja, ketika saya menghadapi permainan eksebisi melawan real madrid dengan tingkat kesulitan top player, saya mendapatkan perlawanan yang sengit. sulit sekali mencetak gol ke gawang lawan. setiap saya mulai penyerangan, selalu saja berhasil dipotong oleh komputer.(sebutan untuk lawan saya). dan setiap lawan saya memulai penyerangan, mudah sekali mereka melewati pemain bertahan saya. pada awalnya cuma kebobolan satu gol, kemudian dua gol, kemudian tiga, empat, dan lima. yap, saya sukses dikalahkan komputer lima gol tanpa balas.

karena penasaran, saya coba rematch lagi melawan komputer, melawan tim yang sama, dan tingkat kesulitan yang sama. namun, nahasnya, saya terus menerus dikalahkan oleh komputer. saya coba renungkan, dimana salahnya saya. jangan-jangan saya salah memilih tim. akhirnya saya coba satu-satu tim top yang ada, mulai dari MU, City, Arsenal, Munchen, Barca, Juve, sampai PSG. sekali dua kali saya berhasil menang. tapi karena gak yakin, saya ulang lagi pertandingannya, dan kemudian saya kalah, kalah lagi, dan lagi-lagi kalah.

yang namanya permainan itu seharusnya bisa membawa kebahagiaan. lah ini kok main malah stres karena kalah melulu. karena udah stres, akhirnya saya balas dendam tuh ke real madrid dengan nurunin tingkat kesulitannya ke tingkat beginner. di situ saya berhasil membantai real madrid sampai 7-0. hahaha.. tapi loser banget gak sih, beraninya ngelawan anak yang lemah. mending kalo ngelawan yang lemah sambil mempelajari sesuatu yang baru, lah ini gak pake teknik-teknikan. cuma pakai jurus tekan tombol R1 (lari) dan tekan tombol kotak sekotak kotaknya (tendangan lurus).

akhirnya, diiringi dengan keinginan untuk skill baru di game ini, saya keluar dari pertandingan eksebisi dan masuk ke menu training ground. mode training ground ini diperuntukan bagi para gamer yang ingin mempelajari dasar-dasar permainan PES 13 secara lebih kaffah (menyeleruh). menu latihannya bermacam-macam, tapi settingan awalnya memang sudah cukup abjadiah sih. ada menu latihan passing dasar, lambung, one-two, pressing, dan shooting.

nah, latihan di training ground sih susah-susah gampang. awalnya gampang ngelewatin, tapi lama-lama menu latihannya susah dikuasain. bisa jadi kita berhasil sekali nyelesain satu menu latihan. tapi seharusnya kita memvalidasi kembali penguasaan skill kita dengan menjajal lagi menu latihan yang sama. ketika cukup konsisten berhasil berkali-kali di menu yang sama, itu berarti validitas penguasaan kita pada suatu skill cukup tinggi. terus terang, jurus-jurus dan tombol-tombol baru yang saya dapat di ranah training ground cukup banyak dan rumit. ketika kita berhasil di training ground, belon tentu kita berhasil di pertandingan yang sesungguhnya.

diantara banyak jurus dan tombol yang rumit tersebut, saya mengingat beberapa jurus dasar baru yang saya pikir cukup aplikatif. jurus baru yang akan saya coba pertajam di pertandingan sebenarnya tersebut antara lain jurus pressing dan tendangan placing. jurus tersebut akan saya coba embodied kan dan saya buat menjadi gerak reflektif. pada awalnya saya coba jajalkan dalam pertandingan yang tingkat kesulitannya tinggi (top player). namun ternyata di pertandingan yang berat tersebut bukanlah arena yang cocok untuk mempertajam jurus baru. lah, gimana mau jago, gimana mau diasah jurus baru, lawong baru dribbling dikit udah di tackling.

saya ubah strategi saya, saya akhirnya memilih untuk melawan tim-tim dengan tingkat kesulitan reguler. awalnya sulit untuk melakukan jurus pressing dan tendangan placing. tapi saya coba berusaha berulang-ulang melakukannya, meskipun gagal. saya akhirnya iseng-iseng ikut turnamen champion. saya berkomitmen untuk membuat gol hanya dengan tendangan placing. sekali, dua kali, tiga kali, dan akhirnya berkali-kali saya membuat gol-gol dengan tendangan placing.

rasa percaya diri saya yang hancur lebur karena kalah berkali-kali melawan real madrid top player kini tumbuh lagi. tumbuhnya percaya diri itu berasal dari kemenangan-kemenangan kecil yang didapat dengan menerapkan jurus-jurus baru. kemenangan-kemenangan kecil yang membuat saya tak ragu untuk melepaskan tendangan ke gawang. kemenangan-kemenangan kecil yang membuat saya tak ragu untuk memberikan passing breakthrough ke jantung pertahanan lawan. kemenangan-kemenangan kecil yang membuat saya kembali berani untuk menahan dan memberhentikan dribbling maut tim lawan.

singkat kata saya berhasil menjuarai liga champion dengan tingkat kesulitan reguler. sebuah capaian yang sebenarnya biasa-biasa karena lawan-lawan yang dihadapi sebenarnya dalam tingkatan reguler. real madrid, barcelona, fc porto, dan tim tim lain yang saya libas sebenarnya tak lebih dari tim reguler. namun, itu saja sudah cukup karena tim-tim tersebut sebenarnya diniatkan untuk ngedrill jurus-jurus baru yang saya miliki dan untuk menumbuhkan kepercayaan diri saya. dan dengan demikian, langkah berikutnya saya akan mencoba kembali menantang real madrid level top player.

pertandingan melawan real madrid top player pun digelar. kali ini saya cukup senang karena saban diserang oleh ozil, benzema, dan ronaldo, saya berhasil menstop pergerakan mereka. biasanya, sebelum masa drilling pertahanan saya selalu saja ditembus oleh mereka, berkali-kali. namun kali ini beda judul, pertandingan berjalan dengan imbang. skor akhirnya memang bukan berupa kemenangan, hanya skor seri 3-3. namun hasil akhir tersebut saya rasakan bukan merupakan suatu kebetulan. dengan melihat jalannya pertandingan, saya yakin jikapun lain kali main lagi dan kalah, saya akan kalah dengan kebetulan, dan jika saya menang, saya akan menang bukan karena kebetulan

lalu apa hikmahnya dari kisah di atas? bukankah kisah di atas cuma kisah permainan bocah saja? Rasulullah dulu pernah sendalnya putus, tapi kemudian dia beristighfar dan teringat pernah lalai melakukan sesuatu. dari kisah di atas, Rasul mencontohkan bahwa dalam setiap kejadian, kita harus mampu mengambil hikmahnya. dengan dalih ngikutin sunnah Rasul, makanya saya berusaha mengambil hikmah dari, yang saya nilai sebagai, naiknya performa permainan saya.

pertama, hikmah yang bisa saya ambil dari kisah permainan tersebut adalah bahwa jangan pernah berhenti mencoba jika saya ingin sukses. jika dalam percobaan permainan tersebut saya gagal, maka saya harus mau mencobanya lagi, lagi dan lagi. tapi ketika kita lelah, tidak salah jika kita berhenti sejenak. berhenti sejenak untuk menata napas. berhenti sejenak untuk memperbaiki diri. berhenti sejenak untuk menyusun strategi. dan setelah mental kita siap untuk bertarung lagi, maka bertarunglah. never stop to try, dan mundur hanyalah strategi belaka.

hikmah kedua yang bisa diambil adalah bahwa yang namanya latihan itu ada menunya. kalau kita punya target ingin menjadi sesuatu atau berada dalam level kemampuan tertentu maka kita perlu merencanakan proses pendidikan dan pelatihan atau "diklat" untuk diri kita sendiri. proses "diklat" tersebut haruslah memiliki menu latihan yang tepat. ibarat masak, bumbunya kudu tepat, dan cara masaknya juga tepat, barulah makanannya bisa enak. di training ground PES 2013 tersebut saya kebetulan mendapat menu latihan yang tepat dan bermanfaat. nah, dalam hidup juga harus gitu, menu latihan pengembangan kompetensi diri kita haruslah tepat dan bermanfaat.

hikmah ketiga adalah, jangan pernah lupa untuk menguji hasil latihan. untuk menjaga kevalidan dan keberhasilan dari proses "diklat" yang kita jalanin, maka perlulah diukur lewat ujian. ujian gak usah yang susah-susah banget, tapi secara esensi terwakili lah. sama seperti ketika saya lepas latihan di training ground, langsunglah saya jajal jurus baru di pertandingan asli. nah, pertandingan asli yang saya jalani ini emang level lawannya cuma regular, tapi setidaknya komputernya tetap melawan dengan cukup sengit (walau agak katrok). nah, dalam hidup juga gitu. misal nih kita udah baca buku latihan menulis maka perlu tuh kita juga jajal nulis. dan buat menguji kemampuan nulis, kita gak perlu langsung nulis yang berat-berat. kita tulis aja tulisan ringan, yang terkait kehidupan kita sehari-hari. jadi ujian yang kita tempuh gak perlu berat-berat, tapi esensinya sama dengan yang kita pelajari sebelumnya.

nah, demikian sharing pengalaman antara saya dan PES 2013. terus terang, hikmah-hikmah tersebut saya dapatkan secara ujug-ujug, secara "ahaa", secara "eureka" (apa sih). dan saya merasa perlu untuk juga menshare hikmah dari pengalaman saya ini. ingat kawan, setiap dari peristiwa yang kecil sekalipun akan selalu ada hikmahnya. dan bisa saja buat beberapa orang hikmah atas kejadian yang kita alami tuh gak seberapa lah, tapi beberapa orang yang lain akan sangat berarti. kita gak pernah tahu bahwa siapa tahu orang lain jadi tahu gara-gara kita beri tahu.

Salam Tahu!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar