Terkadang yang membuat perjalanan kita menjadi menarik bukanlah masalah perjalanan "kemana", tapi malah yang membuatnya menjadi menarik adalah perjalanan "dengan siapa". semakin dahsyat hasilnya jika komponen "kemana" dan "dengan siapa" berada dalam komposisi yang tepat. jika demikian adanya, maka perjalanan kita bisa menjadi perjalanan yang tidak terlupakan dan selalu menjadi kenangan. pasti menjadi kenangan. entah itu kenangan buruk atau kenangan baik.
saya pernah mendapat cerita dari teman saya yang sangat falimiar dengan perjalanan ke Bali. Bali sebagai kota wisata dunia, menyimpan daya tarik yang sangat besar bagi turis lokal maupun asing. tapi meskipun demikian, Bali akan semakin terlihat biasa-biasa saja jika kita terhabituasi dengan perjalanan itu sendiri. dan hal itu terjadi dengan teman saya.
namun ternyata, pergi ke Bali menjadi sangat berkesan bagi dirinya ketika itu dilakukan dengan teman teman satu senatnya. pada sesi malam yang cukup bebas, dia dan teman-temannya dikompori oleh sang ketua senatnya untuk jalan-jalan dalam arti konotatif maupun denotatif. sang ketua senat yang ahli debat dan ahli mempengaruhi orang ini berhasil meyakinkan teman-temannya ini agar mau pergi ke wilayah Garuda Kencana Wisnu (GWK).
kejadian tepatnya saya terus terang agak lupa. namun yang pasti hasilnya sangat fenomenal, satu grup itu berjalan kaki total lebih dari 3 jam untuk GWK yang masih kosong melopong. seluruh peserta "jalan-jalan" waktu itu sangat terkesan dengan perjalanan mereka, termasuk siapapun yang mengaku sering ke Bali waktu liburan. sangat terkesan karena meskipun sangat melelahkan, tapi mereka berhasil mengalahkan rekor mereka sendiri dalam hal jalan kaki di tempat wisata seterkenal Bali.
buat saya pribadi, faktor "kemana" dan "dengan siapa" juga sangat berpengaruh dalam menarik tidaknya sebuah perjalanan. minggu malam, memutuskan untuk jalan-jalan ke mall dekat wisma saya menginap. sesampainya di amll, saya memutuskan untuk melepas penat dengan bermain game basket di sebuah arena bermain.disitu saya berhasil mengalahkan rekor skor diri saya sendiri.
Setelah beberapa saat bermain, ronde demi ronde, saya merasa ada yang kurang. ya, lawan main game basket saya tidak ada di samping saya. biasanya lawan saya ini berhasil mengalahkan saya terus menerus dalam hal perolehan skor. aneh, karena badannya terhitung kurus dan seharusnya saya lah yang memenangi pertarungan skor dengannya, tapi ya nyatanya hasilnya skor dia selalu lebih tinggi dari saya.
ya, permainan yang sangat seru tersebut seketika menjadi hening dan sepi ketika saya melihat kesamping.. dan di sana tidak ada istri saya. perjalanan dengan istri saya memang terhitung, jika dilihat dari faktor "kemana" masih dalam taraf yang biasa-biasa saja. tapi dengan adanya dia, mantaplah terisi skor dari faktor "dengan siapa". ibarat kata nih, Pusat Grosir Cililitan terasa Mall Of Indonesia lah.
itu pengalaman dan teori saya, bagaimana dengan kamu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar