14 Mei 2012

Andai Cuma Sepeda Motor

Pagi teman-teman. wah, gimana kabar pagi ini. apakah di tempat teman-teman sekalian turun hujan? di tempat saya turun tuh rintik-rintik. tapi alhamdulillah cuma rintik-rintik, jadinya gak mengundang huru hara kemacetan di senin pagi.

selama di jalan, saya mengalami sebuah fase khayalan tingkat tinggi. saya ngebayangin bagaimana apabila di Jakarta ini gak ada yang namanya mobil. jika itu benar terjadi, maka tentu ada sejumlah perubahan-perubahan fisik di fasilitas jalan kita.

yang pertama, garis putih penanda ruas jalan tentu akan semakin menyempit. dengan lebar jalan yang ada seperti sekarang, maka ruas jalan akan semakin banyak. makin rapat-rapat saja garis-garis jalan itu.

yang kedua, jalan tol akan bisa diakses oleh pengguna motor. kalau motor enggak boleh masuk tol, terus siapa donk yang boleh masuk? bajaj gituh? yah, mungkin nanti restriksinya bukan berdasarkan jumlah roda (roda dua dan tiga dilarang masuk), tapi berdasarkan cc (dibawah 125cc dilarang masuk).

yang ketiga, portal masuk komplek akan semakin pendek. yang sekarang kan portalnya untuk mobil. ntar2 portalnya ya buat motor.

sudah, segitu aja yang kepikiran. kalo teman-teman ada usul, boleh lah diungkapkan lewat komen.. hehe..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar