27 Januari 2011

Do Not Disturb

"Do Not Disturb -Hotel Ibis- "
Begitu kira-kira yang tertulis di sebuah tanda yang menggantung di gagang pintu salah satu orang kantor. Itu adalah tanda yang biasa ada di hotel-hotel untuk menandakan bahwa penghuni kamar tersebut sedang tidak ingin diganggu. Di sisi sebaliknya biasanya tertulis yang kira-kira bunyinya seperti ini, "Clean Up Please", yang menandakan penghuni kamar tersebut mengharapkan petugas cleaning service membersihkan kamarnya. Pada tulisan ini saya sedang tidak ingin membahas tentang pelayanan hotel kepada pengguna jasanya, tapi saya ingin sedikit membahas tentang kenapa tanda dari hotel tersebut bisa tergantung di salah satu gagang pintu kantor.

Bagi yang anda yang menggunakan jasa hotel, biasanya anda akan menerima beberapa jenis barang yang disediakan oleh pihak hotel. Barang yang saya maksudkan di sini bukanlah barang seperti televisi, kulkas, atau semacamnya. Barang yang saya maksudkan di sini adalah barang-barang yang biasanya akan diganti seiring bergantinya penghuni hotel. Barang-barang yang diganti bersamaan dengan pergantian penghuni biasanya meliputi sandal, sikat gigi, odol, shampoo, conditioner, sabun, korek api, pulpen dan kertas catatan. Barang-barang ini pula yang biasa di"tilep" (dibawa pulang, pen.) oleh penghuni hotel.

Bagi orang-orang yang menilep barang-barang itu tentu memiliki alasan filosofis tersendiri. Ada yang bilang barang-barang tersebut untuk kenang-kenangan, ada yang bilang untuk tambahan stok inventaris di rumah, ada yang bilang agar tidak mubazir, dan ada pula yang tidak perlu alasan karena memang sudah hobi -_-*. Saya sendiri juga kadang melakukan hal yang sama dengan alasan menambah inventori di rumah. tapi saya cukup selektif dalam Operasi Penilepan ini. Saya biasanya hanya membawa sandal hotel, tidak lebih. Sedang bagi mereka yang melakukan penilepan dengan motif hobi, kalo kasur nya bisa dibungkus di tas, mungkin akan digondol sekalian. he he..

Dengan alasan dan motif apapun, tentu ada hukum tersendiri atas perilaku ini, dosakah, atau boleh. Untuk perilaku ini tentu saya tak akan meminta fatwa MUI. Untuk perilaku level ini, saya cukup berlogika saja untuk menilai benar atau tidak perilaku saya ini. Logika yang saya gunakan adalah anti mubazirisme. Seperti kata orang, barang-barang tersebut akan dibuang dan tidak akan diberikan kepada penghuni hotel berikutnya. Menurut saya agak aneh kalau kita merelakan barang-barang tersebut dibuang padahal kita sudah membayarkan sejumlah uang. Jadi daripada dibuang kan lebih baik kita yang pakai. ya gak?! he he..

So guys, please.. don't disturb..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar