pada akhir bulan juli lalu saya pernah menulis tentang tingginya tingkat asam urat saya (baca di sini). alhamdulillah, tingkat asam urat itu turun drastis sampai ke poin 6 ketika saya mengukur kembali tingkat asam urat saya di pertengahan september lalu.
turunnya tingkat asam urat itu tampaknya Allah takdirkan terjadi setelah saya menjalani puasa ramadhan. tampak-tampaknya sih yang namanya puasa itu sedikit banyak mampu mengontrol penyakit-penyakit yang ada dalam tubuh ini.
bayangkan saja teman-teman, saya berhasil memecahkan rekor asam urat tertinggi di kantor. dan dalam satu setengah bulan, saya berhasil memecahkan rekor lagi, kali ini dalam hal penurunan asam urat terdrastis yang pernah dicatat klinik kantor. well, you can say i am really proud of myself.
namun pagi ini, dokter kantor memberikan peringatan baru untuk saya. setelah satu setengah bulan silam beliau memperingati asam urat, kini dia memperingati saya tentang risiko terkena gula.
tadi setelah cek kadar gula, saya diberi skor oleh si mesin kesehatan sebesar 150 poin. katanya sih, skor normal kada gula itu batas atasnya sebesar 120 poin. well, walau bukan ancaman serius, skor kadar gula sesaat (KDS) ini harus saya perhatikan lebih jeli lagi ke depannya.
Diabetes Mellitus (disingkat DM), disebut-sebut oleh dokter kantor saya sebagai mother of the disease (emaknya para penyakit). sekali kita kena DM, maka penyakit-penyakit yang lain menjadi aktif. ibarat tombol switch on gitu kali ya.
menurut beliau, bahaya terbesar dari DM adalah kematian. "Mati?! terus kenapa dok? semua orang juga bakal mati kok.." begitu ucap saya sambil mengangkat sebelah alis. dan sang dokter pun menghela nafas panjang.. "hhhhh....".
kemudian dia mengambil secarcik kertas, dan menggambar sebuah bagan sederhana tentang efek sakit gula. dari bagan itu tampak sakit gula akan berefek ke sel saraf, ke mata, ke ginjal, ke jantung, dan juga otak.
walaupun agak ngeri juga ngeliat efeknya yang bervariasi, tampaknya saya masih belum cukup takut kena gula. tapi sesaat saya langsung sadar, ada konsekuensi finansial yang cukup besar dari penyakit-penyakit tersebut.
konsekuensi finansial dari gagal ginjal sekecil-kecilnya sebesar biaya yang kita keluarkan untuk cuci darah. kalau kata dokter, walau bisa diringankan kartu askes, tapi tetap aja keluar duit jutaan setiap bulan buat cuci darah.
untuk konsekuensi finansial dari sakit jantung, saya pribadi sudah ada gambaran dari sakitnya orang tua saya. sekali berobat aja bisa keluar duit ratusan ribu rupiah. padahal si dokter cuma cemek-cemek sedikit, obrol-obrol sedikit, terus ngasih obat. idih, amit-amit deh, sehatnya belon tentu, keluar duitnya udah pasti.
alhamdulillah, setelah membayangkan dampak finansial saya langsung tersadar untuk menjaga makanan saya, biar gak gampang sakit. saya harap, teman-teman juga jaga kesehatan ya.
Salam Sehat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar