9 April 2012

Celoteh Tentang Menulis

Pagi semua. pagi yang agak kesiangan. kini saya duduk kembali di ruang kantor dengan laptop yang terkoneksi ke internet. sejumlah pekerjaan sebenarnya sudah menunggu, namun saya belum kunjung mengerjakannya. saya tunda dulu tugas negara ini demi kepentingan saya pribadi, menulis.

bisa jadi saya terlihat gak amanah ama tugas-tugas kantor. tapi saya pikir saya sudah mencicil pekerjaan tersebut sebelumnya. terlebih saya sudah mengestimasi bobot pekerjaan tersebut. di sisi lain, yang namanya menulis meskipun sifatnya pribadi, tapi saya anggap itu sebagai investasi.parahn

seseorang yang tidak gamang dan tidak takut untuk menulis, memiliki nilai tambah tersendiri. dunia kerja sekarang ini menuntut karyawannya untuk bisa menuliskan kondisi di lapangan dalam sebuah kertas. banyak orang bisa menuturkan kondisi di lapangan dengan berbicara, tapi bagaimana dengan menulis?

kata-kata yang tertuang dalam kertas, apabila dituliskan dengan baik, akan menyihir para pembacanya untuk membaca tulisan itu lekat-lekat. beberapa kali saya pernah membaca sebuah buku yang sangat enak dibaca, dari halaman ke halaman, bab ke bab, mengalir dengan lancar, runut, dan jelas.

pernah pula saya menemukan tulisan laporan yang sangat njelimet, muter-muter, dan bikin pusing. kalau menemukan tulisan macam ini, ada dua kemungkinan, kitanya yang bodoh, atau nulisnya yang bodoh.

agar jangan sampai kita tidak menjadi penulis yang bodoh, maka latihan mutlak diperlukan. klo kata ustadz di film negeri 5 menara, "bukan yang tajam (yang berhasil), tapi yang paling gigih". jika tulisan kita njelimet, ancur, jangan pernah berhenti menulis. tulis lagi, lagi lagi dan lagi.

saya pribadi punya keinginan untuk membuat sanggar menulis di lingkungan rumah saya. memang itu masih impian, tapi someday akan saya buat. saya berharap dengan dilatih menulis, anak-anak muda di lingkungan rumah saya akan belajar bagaimana menumpahkan pikiran mereka ke dalam sebidang kertas.

saya yakin, anak muda yang berani menuliskan ide, pikiran, dan pengalamannya ke dalam media tulis akan memiliki sikap hidup yang lebih positif. anak muda tersebut akan mempunyai tempat untuk menumpahkan uneg-uneg mereka.

demikian celotehan saya yang gak berpangkal kemana-mana. hanya sebuah tulisan yang dipaksakan ada. demi sebuah eksistensi. aku menulis, maka aku ada..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar