26 Februari 2012

Don't Tell My Mother (Edisi Tour De Yogyakarta)

dalam kehidupan kita sehari-hari, kadang ada beberapa hal dari pengalaman kita yang tidak bisa di share ke orang tua kita. secret lah gitu bahasa kerennya. kalau di channel national geographic, ada acaranya tuh, namanya "don't tell my mother". di acara tersebut si host acara berpetualang ke negeri-negeri jauh, mencoba pengalaman-pengalaman baru. ada satu seri yang saya ingat, sang host jalan-jalan ke afghanistan. di sana dia benar-benar merasakan pengalaman baru seperti mencoba olahraga gulat yang populer di sana, berlatih perang dengan tentara pemerintah afghanistan, sampai datang ke camp nya orang-orang yang keluar dari taliban.


saya sendiri juga memiliki beberapa pengalaman yang masuk dalam kategori "don't tell my mother". memang sih pengalaman saya gak sekeren sang host acara di national geographic tersebut. pengalaman saya bahkan gak sekeren pengalaman hidupnya si tigor mulia dalimunthe yang udah pernah keliling dunia dari krakatau sampai mekkah. tapi ya buat ukuran saya pribadi cukup worthed lah untuk gak diomongin ke orang tua saya. pertama, pengalaman saya ketika saya nekat ke yogyakarta.

wait, ke yogyakarta aja disebut pengalaman yang perlu dirahasiakan dari orang tua? tunggu dulu, esensinya bukan pergi ke yogya nya, tapi dengan apa saya ke sana. saya pergi ke yogya, bersama-sama teman saya, mengendarai mobil dengan saya sebagai supirnya. padahal waktu itu saya belum bisa membawa mobil dengan lancar. ya, sayalah satu-satunya di dalam rombongan itu yang "relatif bisa" bawa mobil.

sebelum keberangkatan kami ke yogya, kami sempat mengadakan rapat di sebuah kamar petak 2,5 x3,5 m. di rapat akbar itu terjadi sebuah kejutan besar. bukan karena ada uang panas beredar sebagaimana di kongres partai demokrat. kejutan yang terjadi adalah bahwa calon terkuat untuk dijadikan supir, eric m naris, mengundurkan diri dari pencalonan karena ada urusan keluarga. akhirnya muncullah nama dua nama supir cadangan, sebut saja si x dan si y. si x bilang, "you can trust me, tapi sejujurnya gw baru bisa bawa mobil sampai gigi 2". "gw gigi 3" ujar si y. akhirnya, si y sukses terpilih sebagai driver tunggal perjalanan ke yogya. si y itu saya, alkautsar.

perjalanan antar kota pertama saya sungguh sangat berkesan bagi saya dalam berbagai aspek. pertama, perjalanan ini dimulai pukul 7 waktu depok di malam tanggal 31 desember 2007. itu adalah malam tahun baru. dan sebagaimana kita ketahui bersama, malam tahun baru adalah saatnya orang-orang keluar rumah hingga larut malam. ya, malam itu sangat ramai, tidak hanya di daerah jakarta dan sekitarnya, tapi juga sampai wilayah-wilayah pesisir utara jawa yang kami lewati. sepeda motor menjadi "cobaan" untuk saya sang pengemudi amatiran ini.

setelah jalanan agak lancar, cobaan untuk saya tak berhenti. setelah motor, kini bis-bis antar kota menguji ketangguhan saya di jalan. sungguh.. sungguh.. sekali lagi sungguh, hal tersebut malah menambah konsentrasi saya dalam berkendara. pasalnya kalau saya tidak konsentrasi dan berhati-hati dalam berkendara, maka nyawa orang-orang yang menumpang di mobil yang saya kemudikan menjadi taruhannya. indonesia masih membutuhkan mereka. saya tak akan biarkan mereka mati konyol gara-gara pengemudi yang ceroboh. saya tak ingin kami muncul jadi headline berita di harian lampu merah (kini lampu hijau).

Tuhan tampaknya memang menginginkan saya menjadi orang yang tangguh. jam 3 pagi tanggal 1 januari 2008, di jalur pantura yang entah sudah dimana itu, hujan semakin lebat menerpa. saking lebatnya, sampai-sampai jarak pandang tak lebih dari 5 meter. dan cara saya untuk memastikan saya berada di jalur yang benar adalah dengan mengikuti truk di depan mobil kami. logikanya, selama truk di depan saya masih terus berjalan berarti jalan di depannya aman. yah, jika truk di depan saya kenapa-kenapa tentu mobil kami akan kenapa-kenapa juga. tapi itu lebih baik lah, setidaknya kenapa-kenapanya berdua, gak sendirian. jam setengah empat, mata saya sangat sepat, otak saya menuntut istirahat, alhamdulillah sekitar jam empat, truk di depan saya ternyata berbelok ke pom bensin yang cukup besar. bersama belasan supir truk lain, saya beristirahat menunggu adzan subuh.

banyak hal menarik yang kami lihat di jalan. kami kalau tidak salah sempat mampir ke candi borobudur. dan di salah satu stupa, saya ingat sekali, saya mengirim pesan pendek ke ibu saya yang bunyinya, "mak, alhamdulillah al di jalan selamet, doain ye". yah, ibu dan bapak saya tahu saya lagi jalan-jalan bersama teman, tapi mereka gak tau saya ke yogya, dan gak tau sayalah yang nyupirin. setelah menempuh perjalanan yang lumayan panjang, alhamdulillah kami sampai juga di yogya. saya lupa pukul berapa tepatnya, tapi yang pasti kami sempat sholat ashar di masjid yang berada dalam wilayah ugm, entah masjid yang mana. jam 5 sore kami serombongan sudah sampai di tempat kami menumpang menginap, asrama etos yogyakarta.

huff.. lega sekali setelah perjalanan jauh sehari semalam (atau lebih tepatnya semalam sehari), saya bisa rebahan. sambil rebah-rebahan, kami mendiskusikan akan mau kemana aja kami di yogya ini. preferensi saya sih gak pingin jauh-jauh dari kota, biar mobilitasnya gak ribet dan capek. namun ternyata ada di antara rombongan ini yang gak puas kalau jalan dekat-dekat. rupanya, orang tersebut sebenarnya masih tidak puas tentang keputusan kami pergi ke yogya, sedangkan dia sendiri punya preferensi ke padang. orang yang setengah mutung ini langsung aja nyerocos, "kita ke tempat yang jauh kek, ke parang tritis gitu".

parang tritis? pantai itu terletak di ujung selatan yogya, dan butuh berjam-jam untuk sampai kesana. kampret. die gak tau apa gw capek banget. lo enak tinggal naro pantat di jok, lah gua?! ingin rasanya saat itu saya melayangkan missile drop kick ke mukanya dia. kalau perlu saya tambah the people's elbow. tapi beruntunglah orang dia, saya lagi lemes saat itu. jadi ya dengerin aja sambil ngedumel. tapi alhamdulillah, saat itu gondoknya ilang, karena malam harinya kami di ajak oleh anak etos ke pameran buku. yogya, surga buku murah dan berkualitas.. i love that..

akhirul kisah, kami semua selesai menjelajah yogyakarta. kami juga sempat mampir ke tegal, bandung, dan alhamdulillah sampai juga kembali ke depok tercinta. bulak balik depok-pantai utara-yogya-tegal-bandung-depok nyupir tanpa pengganti. luar biasa pikir saya. yang lebih luar biasa lagi adalah selama perjalanan saya ini telah disalip dan menyalip bis-bis macam dewi sri dan truk-truk barang. ketika di jakarta, pengalaman tersebut membuat mental saya jadi tebal. kalau lawan truk dan bis antar kota saya bisa selamat,  masak ngelawan mikrolet ama metromini aja takut. yah, perjalanan ke yogya telah membuat saya berani membawa mobil.

sstt.. don't tell my mother ya kalau saya udah nekat bawa mobil ke luar kota, tanpa sim pula. hehe

salam hehe kawan.. selamat malam..

2 komentar:

  1. Ha..ha.. Keberanian itu emang jadi faktor penting bro..

    BalasHapus
    Balasan
    1. mau coba kew? bawa mobil ke yogya? atau ke condet aja deh :p

      Hapus